Saturday, August 31, 2019

Gunungan



Jenis-jenis makanan untuk hiasan Gunungan, antara lain :
·         Tedheng, dibuat dari beras ketan, dimask, lalu ditumbuk sampai lumat, kemudian dibuat pipih setebal 1 cm dan dibentuk segitiga sama sisi, panjang tiap sisi 20 cm, berwarna merah. Jumlah Tedheng 25 buah, tetapi yang dipasang cuma 24.

·         Eblek, dibuat dari beras ketan ditanak, lalu ditumbuk sampai lumat, kemudian dicetak berbertuk persegi panjang, dengan ukuran 20x15 cm, tebal 1 cm.

·         Bethetan, dibuat dari beras ketan, cara memasak dan mencetaknya sama dengan Tedheng dan Eblek, namun berbentuk seperti paruh burung Bethet. Warnanya merah, berjumlah 30 buah. 12 buah untuk menghias gunungan putri, 12 untuk gunungan dharat, sisanya untuk menghias gunungan pawuhan.

·         Ilat-ilatan, dibuat dari beras ketan, ditanak, diberi warna merah, kuning, hijau, hitam dan putih, lalu ditumbuk sampai lumat, berbentuk pipih panjang tebalnya 1 cm, lebar 3 cm, panjang 30 cm. Ilat-ilatan ini dijemur sampai kering dan diberi tangkai bambu yang panjang. Jumlah seluruhnya 130 buah. 60 berwarna hitam untuk menghias mustaka gunungan putrid. 70 dengan lima macam warna digunakan untuk hiasan mustaka gunungan dharat.

·         Ole-ole, merupakan rangkaian dari kucu dan upil-upil. Sujen-sujen dari bambu yang panjangnya 60 cm, dibengkokkan seperti cambuk atau seperti busur panah. Pada tangkai busur diikatkan 6 buah kucu dan 25 upil-upil yang beraneka macam warnanya.

·         Badheran, dibuat dari kayu randu, berbentuk seperti ikan badher, diberi tangkai bambu sepanjang 50 cm. Badheran lalu dibalut dengan adonan tepung beras dan digoreng sampai matang. Jika sudah matang, Badheran akan sangat keras dan taha lama. Badheran ini digunakan untuk mustaka gunungan laki-laki, jumlahnya 5 buah.

·         Bendhul, dibuat dari tepung beras. Cara membuatnya seperti Badheran, namun isinya bilah bambu sepanjang 4 cm diikatkan pada tangkai sepanjang 50 cm. Adonan tepung beras dibalutkan pada ujung tangkai bilah bambu tersebut, dibentuk bulat sebesar bola tenis, lalu digoreng sampai matang. Warna kuning tua.

·         Tangkilan kacang, berbentuk rangkaian kacang panjang, cabai merah dan cabai hijau. Cara merangkainya : 4 buah kacang panjang, sebuah cabai merah, sebuah cabai hijau, setangkai kucu, diikat menjadi satu lalu diberi tangkai yang agak panjang.

Gunungan adalah berbagai jenis tanaman dan sayur-sayuran yang diatur tersusun meninggi hingga menyerupai gunung. Dalam penyelenggaraan Garebek mulud, ada enam macam gunungan yang dikeluarkan dari komplek keratin ke masjid besar. Enam macam gunungan tersebut masing-masing yaitu : Gunungan Kakung (gunungan laki-laki), Gunungan Putri (gunungan perempuan), Dharat, Gunungan Gepak, Gunungan Pawuhan dan Gunungan Picisan.


Gunungan Kakung (laki-laki)
         Gunungan ini berbentuk kerucut setinggi 2 m. puncak gunungan disebut Mustaka, terdiri dari rangkaian lima buah Badheran yang diikat bersama tangkai-tangkai Bendhul. Jumlah Bendhul yang diperlukan adalah 140 buah. Di bawah susunan Bendhul paling bawah, dipasang secara melingkar Sangsangan, yaitu telur rebus sebanyak 20 butir yang dirangkai dengan tali.

         
Bagian tubuh Gunungan Kakung, yaitu mulai dari sebelah bawah susunan Bendhul sampai ke dasar gunungan, dihias dengan tangkilan kacang, sampai rangka gunungan tidak terlihat sama sekali, karena tertutup oleh rangkaian tangkilan kacang tersebut. Pada bagian tubuh gunungan, dihias dengan 15 buah Pelokan, yang digantungkan terpencar di seluruh permukaan kerucut gunungan, yaitu dibagian lebih rendah dari untaian sangsangan. Pelokan ialah telur dadar.

Pada jarak kira-kira 50 cm di sebelah bawah sangsangan, ditancapkan beberapa tusuk Dhengul, yaitu telur rebus yang diberi tangkai sebuah sujen. Sujen inilah yang ditusukan ke dalam kerangka gunungan kakung di sela-sela tangkilan kacang.

Untuk mengangkutnya, Gunungan Kakung dimasukkan ke dalam sebuah Jodhangan, yaitu kotak terbuat dari kayu kayu jati bercat merah tua. Permukaan Jodhangan 2x2 m, dilengkapi dua batang kayu untuk pemikul. Tiap sudut Jodhangan diletakkan tiga buah tumpeng dari nasi beserta lauk-pauknya.

Kain bercorak Bangun Tulak (dasar warna biru tua dengan hiasan warna putih dibagian tengahnya) dihamparkan pada bagian dasar gunungan dan menutupi bagian atas Jodhangan sehingga tumpeng-tumpeng dan Tempelangan-tempelangan yang dimasuki di dalam Jodhangan itu tertutup olehnya. Empat helai Samir (selendang sutera) dihiaskan pada tubuh gunungan sehingga menambah ketampanan penampilannya dan digambarkan sebagai seseorang yang mengenakan sampur.

Gunungan Putri (perempuan)
Bentuk gunungan perempuan mirip dengan piala. Pada bagian dasar lebih kecil dari bagian atas. Sedang dari bagian atas yang paling lebar itu ke puncak membentuk kerucut yang tidak runcing seperti tutup piala. Bagian yang kelihatan seperti tangkai pegangan tutup piala inilah yang disebut mustaka Gunungan Putri.

           


Mustaka gunungan berbentuk seperti gunungan wayang kulit, diberi tangkai yang panjang dan diikatkan dengan tiang yang menancap pada as Dhumpal. Di sekitar mustaka diikatkan 60 buah ilat-ilatan yang bertangkai. Di sekitar mustaka juga diatur upil-upil dengan anaka macam warnanya, makin merendah.

Sebelah bawah lingkaran upil-upil diatur Tlapukan, juga bermacam-acam warnanya, penuh melingkar, kira-kira tujuh lapis lingkaran. Pada lingkaran yang paling bawah diatur Rengginan, beberapa lapis sampai bidang yang bentuknya mirip tutup piala itu penuh dengan hiasan. Di sana-sini pada lingkaran tersebut ditancapkan Bethetan dan oleh-oleh.

Bagian tubuh gunungan ditutupi dengan kulit batang pisang, yang disusun berjajar berdiri dengan bagian yang cekung terletak di bagian dalamnya. Pada bagian tubuh inilah digantung-gantungkan hiasan, 4 buah Eblek, dan 11 buah Tedheng yang digantungkan dengan tali-tali.

Agar Gunungan Putri dapat kaut melekat pada Dhumpal, maka ditancapkan tiang, yang merupakan kaki gunungan. Pada bagian dasar tiang tersebut ditaruh sebakul Wajik. Seperti halnya Gunungan Kakung, maka Gunungan Putri inipun diletakkan ke dalam Jodhangan, yang bias dipasangi dua batang kayu pemikul. Setelah berbagai sajen dan makanan serta buah-buahan diletakkan di atas Jodhangan, lalu kain Bangun Tulak di kerukupkan menutupinya.


No comments:

Post a Comment

Sapta Tirta : Berbagai Kekuatan Kegunaan & Keunikan

  Sejarah Perjuangan Leluhur Bangsa Obyèk wisata spiritual Sapta Tirta (7 macam air sendang) terdapat di desa Pablengan Kecamatan Matésih ...