Saturday, December 26, 2020

Gerak Sejarah

 

1.   Soal-soal Teori di Dalam Sejarah

Ilmu sejarah menyelidiki arti-tujuan sejarah, gerak sejarah, isi, bentuk, makna, tafsiran dan sebagainya. Hal-hal diatas dapat disebut Sejarah serba teori, karena ilmu itu menyelidiki dasar-dasar pengertian sejarah. Secara singkat, dapat di rumuskan sejarah serba teori meliputi bidang-bidang teori seperti :

a.    Teori tentang sumber-sumber

b.   Teori tentang Cara-cara penelitian sumber-sumber

c.    Teori tentang Rekonstruksi fakta-fakta

d.   Teori tentang Cara dan penafsiran rekonstruksi fakta

e.    Teori tentang Penyusunan pengertian-pengertian serba sejarah sebagai sendi-sendi serta isi mutlak ilmu sejarah

f.     Teori tentang Metode-metode ilmiah yang digunakan dalam ilmu sejarah

g.   Teori tentang Pemikiran tentang sejarah serba objek (arti, gerak, tujuan, makna sejarah)

h.   Teori tentang Penempatan manusia didalam sejarah dan penentuan sejarahsebagai sifat asasi manusia

i.     Teori tentang Penulisan sejarah atau sejarah serba subjek

j.     Teori tentang Sejarah penulisan sejarah

k.   Teori tentang Kualifikasi sejarah sebagai ilmu, sebagai filsafat, dan sebagainya

 

2.   Siapakah Yang Menentukan Sejarah ?

           Cerita sejarah melukiskan segala sesuatu dengan bersahaja, yakni tidak menyebutkan mengenai sebab mutlak atau sebab yang pasti. Hanya rangkaian peristiwa yang saling dihubungkan dengan sangkut-pautnya. Sebagai contoh, Suku Bangsa Tartar Mancu telah menaklukkan Tiongkok dengan cara yang mudah dan mengagumkan.

 

           Timbullah Tanya : gerakan sejarah seperti dilaksanakan oleh bangsa Mancu dan Tiongkok disebaban oleh siapakah? manusia sendiri atau kekuatan diluar manusia? Apa peristiwa itu berlangsung dengan serba kebetulan saja? Mungkinkah itu memang nasib mereka?

 

           Menurut Sanusi Pane, peristiwa tadi didasarkan atas kepercayaan kepada Tuhan. Sumber tenaga dan sebab gerak sejarah baginya ialah Tuhan. Menurut Tan Malaka, gerak sejarah berpangkal pada sebab yang nyata yang merusakkan dan memperbaiki penghidupannya, yaitu ekonomi atau kekuatan-kekuatan produksi.

 

3.   Pengertian-pengertian Dasar Tentang Gerak Sejarah

a.       Menurut Hukum Fatum

           Pada dasarnya alam raya sama dengan alam kecil yaitu manusia. Makro kosmos sama dengan mikro kosmos. Kosmos menunjukkan bahwa alam itu teratur dan di alam itu hukum alam berkuasa. Kosmos bukan Chaos atau kekacauan. Alam raya dan alam manusia dikuasai oleh nasib, yaitu suatu kekuatan gaib yang menguasai makrokosmos-mikrokosmos.

 

           Hukum alam yang menjadi dasar dari segala hokum kosmos ialah ialah Hukum Cyclus (siklus). Setiap kejadian, setiap peristiwa akan terjadi lagi dan terulang lagi. Arti hukum siklus adalah bahwa setiap peristiwa tentu berulang. Hukum Siklus di Indonesia disebut Cakra Manggiling yaitu Cakram Berputar. Arti Cakra Manggiling adalah bahwa manusia tidak dapat melepaskan diri dari Cakram itu dan bahwa segala peristiwa berlangsung dengan pasti.

 

           Nasib atau Fatum bagi alam Yunani merupakan kekuatan tunggal yang tak dikenal dan tak perlu dikenal. Penggerak kosmos diterima pemberiannya dengan gembira : amor fati.

 

b.      Paham Santo Augustinus

                 Santo Augustinus menghimpun suatu teori sejarah berdasarkan Fiat Voluntas tua. Gerak sejarah dunia diibaratkan riwayat hidup manusia. Tujuan gerak sejarah ialah terwujudnya kehendak tuhan yaitu Civitas Dei atau Kerajaan Tuhan. Masa sejarah adalah masa percobaan dan masa ujian bagi manusia. Kehendak Tuhan harus diterima dengan rela dan ikhlas karena manusia tidak dapat lepas dari kodrat illahi. Tuhan adalah cermin atau hikmah untuk mengetahui kodrat illahi. Jaman yang akan dating adalah medan perjuangan untuk mendapat tempat di Civitas Dei.

 

c.       Pendapat Ibn Khaldun tentang Sejarah

                 Ibn Khaldun ialah seorang sarjana Arab yang disebut sebagai ahli teori ilmu sejarah yang pertama. Menurutnya, sejarah adalah ilmu berdasarkan kenyataan. Tujuan sejarah ialah agar manusia sadar akan perubahan-perubahan masyarakat sebagai usaha penyempurnaan peri kehidupannya.

 

                 Ibn Khaldun menunjukkan perubahan yang terjadi dalam masyarakat karena kodrat Tuhan, yang ada dalam masyarakat yakni Naluri untuk berubah. Karena adanya perubahan, baik berupa revolusi, pemberontakan, pergantian adat dan sebagainya, masyarakat dan Negara mengalami kemajuan. Ibn Khaldun mengemukakan perubahan sebagai dasar kemajuan.

 

Teori Ibn Khaldun mengemukakan bahwa sejarah itu menuju ke arah timbulnya beraneka warna masyarakat, Negara dan manusianya serta mendidik manusia menjadi pejuang. Puncak gerak sejarah ialah umat manusia bahagia dengan beraneka masyarakat, Negara dan kesatuan hidup lainnya yang sempurna.

 

d.      Renaissance dan Akibatnya

Kegiatan para ahli filsafat di jaman Renaissance membuat pengaruh gereja berkurang sehingga perhatian manusia beralih lebih ke dunia fana. Kepercayaan diri semakin bertambah dan menimbulkan semangat otonom. Semangat otonom mendorong manusia ke arah pengertian tentang kehendak Tuhan. Sumber gerak sejarah tidak dicari diluar pribadinya, tetapi dicari di dalam diri sendiri. Hubungan dengan kosmos diputuskan, ikatan dengan Tuhan ditiadakan dan manusia berdiri sendiri : Otonom.

 

Gerak sejarah dipangkalkan kepada kemajuan, yaitu keharusan yang memaksa segala sesuatu untuk maju. Di jaman Yunani manusia dikenai pula keharusan  kadar, ia tidak dapat menyimpang dari kodratnya. Lingkaran Cakra Manggiling diterobos dan gerak sejarah tidak berputar-putar lagi tetapi maju menurut garis lurus yang tiada akhir. Sejarah ialah medan perjuangan manusia dan ceria sejarah dalah epos perjuangan mencapai kemajuan. Gerak sejarah tidak menuju ke akhirat tetapi ke arah kemajuan duniawi.

 

Muncul paham Historical-materialism yang menyatakan gerak sejarah ditentukan oleh cara menghasilkan barang (produksi). Gerak sejarah berjalan dengan pasti menuju masyarakat yang tidak mengenal pertentangan kelas. Tujuan sejarah ialah menciptakan kebahagiaan untuk setiap manusia. Semua perubahan terjadi tanpa persetujuan manusia, ia hanya dapat mempercepat jalan gerak sejarah tanpa mampu mengubah atau menahannya. Gerak sejarah tidak memerlukan Tuhan, tidak perlu Fatum dan tidak butuh manusia agar terlaksana.

 

e.       Tafsiran sejarah menurut Oswald Spengler

Oswald Spengler menyatakan bahwa kehidupan sebuah kebudayaan sama dengan kehidupan tumbu-tumbuhan, kehidupan hewan dan kehidupan manusia. Kebudayaan ialah wujud dari seluruh kehidupan manusia. Kebudayaan semuanya mengalami masa lahir – muda – dewasa – tua – mati. Spengler juga menyatakan perbedaan anatara Kultur dan Zivilisation. Kultur ialah kebudayaan yang masih hidup, dapat tumbuh serta berkembang. Zivilisation Adalah kebudayaan yang sudah tidak dapat tumbuh dan berkembang lagi, sudah mati.

 

Gerak sejarah tidak bertujuan sesuatu kecuali melahirkan, membesarkan, mengembangkan, meruntuhkan kerajaan. Mempelajari sejarah tujuannya ialah untuk mengetahui tingkat suatu kebudayaan seperti seorang dokter menentukan sifat penyakit seorang penderita.

 

f.        Tafsiran Arnold J. Toynbee

Menyimpulkan bahwa dalam gerak sejarah tidak terdapat hokum tertentu yang menguasai dan mengatur timbul-tenggelam kebudayaan dengan pasti. Kebudayaan terjadi karena tantangan dan jawaban antara manusia dengan alam sekitarnya. Tantangan alam akan menimbulakan kebudayaan yang digerakkan oleh sejumlah kecil pemilik kebudayaan (minority).

 

 Jika minority lemah, maka akan terjadi kemerosotan, kehancuran dan lenyapnya kebudayaan. Usaha yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kebudayaan misalnya penggantian norma-norma kebudayaan dengan norma-norma ketuhanan. Dengan demikian tampak bahwa tujuan gerak sejarah ialah kehidupan ketuhanan atau kerajaan tuhan.

 

g.      Teori Pitirim Sorokin

Menyatakan bahwa para ahli sejarah terdahulu membuat teori yang tidak menghargai kenyataan sejarah. Ia megemukakan bahwa di dalam alam kebudayaan terdapat masyarakat dan aliran kebudayaan yang memiliki tiga corak yaitu Ideational (mengenai rohani/kepercayaan), sensate (mengenai jasmaniah) dan perpaduan Ideational-sensate. Ketiga jenis corak tersebut adalah cara untuk menghargai nilai suatu kebudayaan.

 

Gerak sejarah tidak menunjukkan irama dan gaya yang tetap. Sorokoin dalam menafsirkan gerak sejarah tidak mencari pangkal atau muara gerak sejarah, ia hanya melukiskan proses atau jalannya karena itulah yang menunjukkan sifat-sifatnya.

 

4.      Sifat Gerak Sejarah

a.     Tanpa arah tujuan, Terdapat dalam alam pikiran Yunani berdasarkan hukum fatum yang kemudian diperluas oleh O. Spengler yaitu gerak sejarah berputar, berulang dan tidak menghasilkan sesuatu yang baru.

b.  Pelaksanaan kehendak Tuhan, Gerak sejarah ditentukan oleh Tuhan dan menuju ke arah kesempurnaan manusia menurut kehendak Tuhan. Manusia hanya menerima ketentuan itu dan tidak dapat mengubah nasibnya.

c.   Ihtiar, Usaha dan perjuangan manusia dapat menghasilkan perubahan dalam nasib yang sudah ditentukan Tuhan. Jadi gerak sejarah merupakan perseimbangan antara kehendak tuhan dengan usaha manusia.

d.     Evolusi, Dengan semangat berjuang yang meluap dan bergelora serta dengan  pengetahuan yang luas, gerak sejarah membawa manusia naik setingkat demi setingkat ke arah kemajuan yang tidak terbatas.

e.       Historical-materialism, tujuan gerak sejarah ialah masyarakat tanpa kelas.

f.       Reaksi terhadap paham evolusi menghasilkan beberapa aliran baru, yaitu aliran menuju ketuhanan (gerak sejarah akan mencapai masa bahagia jika manusia menerima kehendak Tuhan), aliran irama-gerak sejarah (gerak sejarah hanya menunjukkan datang-lenyapnya corak) dan aliran kemanusiaan (manusialah yang paling penting).

 

            Dengan demikian gerak sejarah ialah perjuangan manusia untuk mencapai kemajuan yang setinggi mungkin. Gerak sejarah menurut Sorokin seolah-olah meanis tanpa hajat manusia, naik-turun seperti gelombang samudera. Menurut paham serba kemanusiaan, gerak sejarah adalah gerak manusia berjuang untuk menentuan nasib berdasrkan kemungkinan yang ada. Sifat optimistis dalam tafsiran gerak sejarah penting sekali di masa pembangunan.

 

            Manusia tidak dapat di pisahkan dari sejarah. Sejarah tanpa manusia adalah khayal. Jika manusia dipisahkan dari sejarah, maka ia bukan manusia sejati karena sejarah adalah pengalaman manusia. Peranan manusia dalam sejarah ialah sebagai pencipta sejarah.

           

No comments:

Post a Comment

Sapta Tirta : Berbagai Kekuatan Kegunaan & Keunikan

  Sejarah Perjuangan Leluhur Bangsa Obyèk wisata spiritual Sapta Tirta (7 macam air sendang) terdapat di desa Pablengan Kecamatan Matésih ...