Friday, August 7, 2020

Periodisasi, Kronologi, Generalisasi, dan Fungsi Sejarah

 

A. PERIODISASI, KRONOLOGI, GENERALISASI

Dalam mengamati peristiwa sejarah akan selalu terkait dengan waktu. Pengertian waktu dalam hal ini dianggap sebagai sesuatu yang terus bergerak dari masa sebelumnya ke masa berikutnya, serta memunculkan peristiwa baru yang saling terkait sehingga perjalanan sejarah tidak berhenti.

 

1.  Periodisasi Sejarah

Periodisasi adalah pembabakan sejarah dalam waktu yang digunakan untuk mengetahui peristiwa sejarah. Peristiwa masa lampau yang begitu banyak dibagi dan dikelompokkan menurut sifat, unit, atau bentuk sehingga membentuk satu kesatuan waktu tertentu. Sejarah dibagi-bagi menjadi zaman-zaman dengan ciri-cirinya masing-masing.

 

Periodesasi dapat disusun berdasarkan perkembangan politik, perekonomian, kesenian, agama dan sebagainya. Setiap penulis sejarah bebas menentukan atau memilih periodisasi yang mencermikan keyakinannya, pendiriannya, dan visi sejarahnya. Di dalam periodisasi harus dapat dikenali jiwa atau semangat setiap zaman, masing-masing pola, dan struktur urutan kejadiannya.

 

Fungsi dari periodisasi adalah sebagai berikut :

a.  Melakukan penyederhanaan

b.  Memudahkan klasifikasi dalam ilmu sejarah

c.   Mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis

d.  Memudahkan pengertian

e.  Memenuhi persyaratan sistematika ilmu pengetahuan

 

Periodisasi sejarah dilakukan biasanya dengan memilah-milah kejadian-kejadian sejarah dalam sebuah batasan waktu tertentu. Periodisasi tersebut terwujud dalam dua pendekatan penting seperti berikut :

a.  Pendekatan Subjektif, berarti pembabakan waktu sejarah yang semata-mata berdasarkan sudut pandang sejarawan.

b.  Pendekatan Objektif, berarti pembabakan waktu sejarah berdasarkan semacam kesepakatan bersama para sejarawan.

 

Hal yang perlu diperhatikan dan dipahami adalah bahwa periodisasi terdapat banyak unsur atau faktor yang dapat digunakan sebagai kriteria untuk menyusun pembagian waktu, seperti faktor geografis, kronologis, keluarga/dinasti, perjuangan manusia, ekonomi, dan teori evolusi.

 

Saat menentukan pembagian periode dalam sejarah kadang dapat terpengaruh oleh pendirian, pandangan, ataupun visi dari sejarawan, sehingga tetap ada unsur subjektivitas meski sedikit. Periodisasi dalam penulisan sejarah tergantung pada jenis penulisan sejarah yang akan dilakukan.

 

Berdasarkan perkembangannya, terdapat beberapa macam periodesasi seperti berikut :

a.  Politik

Periodisasi dapat dilakukan berdasarkan raja-raja yang memerintah di suatu daerah, seperti Kesultanan Yogyakarta.

b.  Ekonomi

Periodisasi dapat dilakukan berdasarkan sistem mata pencaharian masyarakat, misalnya masa berburu dan meramu, masa bercocok tanam dan hidup menetap.

c.   Kebudayaan

Periodisasi dapat dilakukan berdasarkan kebudayaan yang terendah dengan teknologi sederhana sampai kebudayaan yang tinggi dengan teknologi canggih. Periodesasi sejarah barat menurut Cellavius, meliputi zaman kuno, zaman pengetahuan, & zaman modern.

 

H. J. de Graaf, dalam bukunya berjudul “Geschiedenis van Indonesia”, membagi babakan waktu sejarah Indonesia sebagai berikut :

a.  Orang Indonesia dan Asia Tenggara (sampai tahun 1650)

1)  Zaman Hindu

2)  Zaman penyiaran Islam dan berdirinya Kerajaan Islam

b.  Bangsa Barat di Indonesia (1511-1800)

c.   Orang Indonesia di zaman VOC (1600-1800)

d.  VOC di luar Indonesia 

 

Muh. Yamin dalam bukunya “6000 Tahun Sang Merah Putih”, membuat babakan waktu atau periodisasi sejarah sebagai berikut :

a.  Zaman Praaksara sampai permulaan Tarikh Masehi

b.  Zaman Proto Historis, dari permulaan Tarikh Masehi sampai abad ke VII

c.   Zaman Sriwijaya-Syailendra (abad VII-XII)

d.  Zaman Singasari-Majapahit (abad XIII-XVI)

e.  Zaman penyusunan Kemerdekaan Indonesia sejak XVI-XIX

 

2.  Kronologi dalam Sejarah

Kata kronologi dibentuk dari dua kata bahasa Yunani, yaitu “kronos” dan “logos”. Kronos artinya waktu, logos artinya ilmu. Jadi, kronologi adalah ilmu yang mempelajari urutan waktu dengan segala kejadian yang ada di dalamnya. Secara sederhana kronologi berarti sesuai urutan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia karya W. J. S. Poerwadarminta, kronologi adalah ilmu pengukuran berdasarkan kesatuan waktu serta urut-urutan waktu dari sejumlah kejadian atau peristiwa tertentu.

 

Kronologi sejarah diperlukan karena dalam peristiwa-peristiwa sejarah terdiri atas berbagai jenis dan bentuk berbeda. Peristiwa-peristiwa yang telah diklasifikasikan lalu disusun secara urut berdasarkan waktu kejadian berlangsung, artinya peristiwa-peristiwa tersebut disusun dari masa yang paling awal hingga masa yang paling akhir.

 

Berikut adalah contoh kronologi runtuhnya Orde Baru tahun 1998 :

a.  12 Mei 1998 : Tragedi Trisakti, 4 mahasiswa tewas

b.  13 Mei 1998 : Kerusuhan pecah di kota Jakarta dan Solo. Presiden Soeharto yang sedang menghadiri pertemuan Negara-negara berkembang G-15 di Mesir, memutuskan untuk kembali ke Indonesia.

c.   14 Mei 1998 : Demonstrasi terus bertambah besar hampir di seluruh kota di Indonesia. Para demonstran mengepung dan menduduki gedung DPRD di daerah-daerah.

d.  18 Mei 1998 : Ketua MPR yang juga ketua umum Golkar, Harmoko, meminta Presiden Soeharto untuk turun dari jabatannya sebagai presiden.

e.  19 Mei 1998 : Presiden Soeharto berbicara di televisi menyatakan tidak akan mundur, namun menjanjikan Pemilu baru secepatnya.

f.      20 Mei 1998 : Harmoko kembali meminta Presiden Soeharto mengundurkan diri pada hari jumat 22 Mei atau DPR/MPR akan terpaksa memilih presiden baru. Di hari yang sama, sebelas menteri kabinet mengundurkan diri.

g.  21 Mei 1998 : Presiden Soeharto menyatakan pengunduran dirinya pada pukul 09.00 WIB dan wakil presiden B. J. Habibie menjadi presiden RI yang baru.

 

3.  Generalisasi

Generalisasi berasal kata dari bahasa Latin yaitu generalis, yang bearti adalah umum. Jadi maksud dari generalisasi adalah pekerjaan penyimpulan dari yang khusus kepada yang umum. Karena sejarah berkedudukan sebagai ilmu, maka didalam membahas fakta-fakta dari sebuah peristiwa perlu digeneralisasikan terlebih dahulu. Dari generalisasi-generalisasi tersebut maka dapat diperoleh kesimpulan-kesimpulan tertentu terhadap peristiwa tertentu.

 

Dalam disiplin ilmu sejarah ada dua macam tujuan generalisasi, yaitu :

a.  Saintifikasi (menyimpulkan secara umum)

Saintifikasi merupakan generalisasi yang sifatnya umum untuk mengecek teori yang lebih luas karena sering kali berbeda dengan generalisasi ditingkat yang lebih sempit. Contoh, Bagi kaum Marxisme bahwa semua revolusi dianggap sebagai perjuangan kelas. Hal ini kemudian digunakan untuk menganalisis Revolusi Perancis, kemudian dipakai untuk semua revolusi.

 

b.  Simplifikasi (menyederhanakan sebuah rangkaian peristiwa sejarah)

Simplifikasi merupakan generalisasi yang sifatnya sempit dan sederhana. Simplifikasi diperlukan sejarawan untuk melakukan analisis. Contoh, gerakan rakyat yang beramai-ramai menurunkan para pejabat dalam “Peristiwa Tiga Daerah” di Pekalongan, Tegal dan Brebes digambarkan dengan “Bambu Runcing Menembus Payung”.

 

B. FUNGSI DAN KEGUNAAN SEJARAH

Sejarah sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan tidak pernah lepas dalam kehidupan sehari-hari. Bukan tanpa alasan Sejarah dijadikan sebagai mata pelajaran dan diajarkan sejak di bangku sekolah dasar. Siapapun tidak akan mau belajar sejarah jika dirasa tidak ada gunanya. Kenyataan bahwa di sepanjang waktu dan di setiap peradaban selalu saja ada orang-orang yang menulis sejarah, menjadi satu bukti bahwa sejarah itu perlu.

 

The Examplar Theory of History, teori itulah yang dikenal sejak jaman Socrates dan Herodotus (484 – 425 SM) serta Thucydides (456 – 396). Teori yang berpendapat bahwa sejarah adalah teladan bagi kehidupan manusia, karena sejarah mengajarkan nilai-nilai dan norma-norma yang bisa dijadikan pedoman bagi kehidupan manusia. Bangsa Romawi Kuno, mengungkapkan arti penting sejarah dalam bentuk adagium yang berbunyi : “historia vitae magistra”, yang memiliki arti “Sejarah merupakan guru bagi Kehidupan”.

 

Kong Fu-Tse mengatakan, “Sejarah mendidik kita untuk senantiasa bertindak dan perperilaku dengan bijaksana”. Prof. Wertheim mengatakan, “History is a continuity and Change”, keberadaan sejarah dapat memberikan kesadaran waktu yakni kesadaran bahwa kehidupan akan senantiasa mengalami pertumbuhan, perkembangan, dan perubahan, seiring dengan berjalannya waktu.

 

Berikut merupakan manfaat yang dapat diambil dalam mempelajari sejarah :

1.  Dapat mengakui keberadaan setiap manusia beserta peradabannya di masa lampau.

2.  Dapat mempersiapkan diri untuk menyampaikan kejadian masa lalu dan masa sekarang kepada generasi berikutnya sebagai bahan pengetahuan dan pengalaman.

3.  Dapat meyakinkan orang berdasarkan alasan peristiwa di masa lampau.

4.  Dapat memperbaiki hidup sendiri merujuk pada peristiwa di masa lalu untuk diambil pelajaran dan hikmah sehingga bisa bermanfaat untuk masa depan.

 

Sejarah dapat memberi contoh atau teladan terhadap manusia dalam berpikir dan bertindak. Berikut merupakan fungsi sejarah menurut beberpa ahli :

1.  Nugroho Notosusanto

Fungsi sejarah menurut Nugroho Notosusanto ada empat, yaitu :

a.  Fungsi Rekreatif

Sejarah sebagai pendidikan keindahan, sebagai pesona perlawatan. Fungsi rekreatif ini menekankan pada upaya untuk menumbuhkan rasa senang untuk belajar dan menulis sejarah. Kalau yang dipelajari berkait dengan sejarah naratif dan isi kisahnya mengandung hal-hal yang terkait dengan keindahan, dengan romantisme, maka akan melahirkan kesenangan.

 

Tanpa beranjak dari tempat duduk, seseorang yang mempelajari sejarah dapat menikmati bagaimana kondisi saat itu, sehingga seolah-olah sedang berekreasi ke suasana yang lalu.

 

b.  Fungsi Inspiratif

Dengan menghayati berbagai peristiwa dan kisah kepahlawanan, memperhatikan karya-karya besar dari para tokoh, akan memberikan kebanggaan dan makna yang begitu dalam bagi generasi muda. Karena itu, dengan mempelajari sejarah akan dapat mengembangkan inspirasi, imajinasi dan kreativitas generasi yang hidup sekarang dalam rangka hidup berbangsa dan bernegara.

 

Fungsi inspirasi juga dapat dikaitkan dengan sejarah sebagai pendidikan moral. Sebab setelah belajar sejarah, seseorang dapat mengembangkan inspirasi dan berdasarkan keyakinannya dapat menerima atau menolak pelajaran yang terkandung dalam peristiwa sejarah yang dimaksud.

 

c.  Fungsi Instruktif

Sejarah sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini sejarah dapat berperan dalam upaya penyampaian pengetahuan dan keterampilan kepada subjek belajar. Fungsi ini sebenarnya banyak dijumpai, tetapi nampaknya kurang dirasakan, atau kurang disadari, karena umumnya terintegrasi dengan bahan pelajaran teknis yang bersangkutan.

 

d.  Fungsi Edukatif

Sejarah dapat dijadikan pelajaran dalam kehidupan keseharian bagi setiap manusia. Sejarah juga mengajarkan tentang contoh yang sudah terjadi agar seseorang menjadi arif, sebagai petunjuk dalam berperilaku.

 

2.  Sartono Kartodirjo

Sejarah mempunyai kegunaan didaktis dan genetis. Artinya pengetahuan sejarah berguna bagi generasi berikutnya agar dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari generasi terdahulu. Selain itu, suri teladan generasi terdahulu dapat dijadikan panutan bagi generasi penerus.

 

3.  Travelyan

Menurut Travelyan, belajar sejarah mempunyai tiga kegunaan yaitu :

a.  Ilmiah, yaitu berupa pengumpulan fakta dan penyaringan bukti.

b.  Imajinatif, yaitu menyeleksi dan mengkategorikan fakta yang telah dikumpulkan dan mengambil satu kesimpulan.

c.   Sastra, yaitu penyajian hasil ilmu dan daya angan dalam bentuk yang menarik.

 

4.  Alan Nevins

Menurut Alan Nevins, fungsi sejarah ada dua hal, yaitu :

a.  Sejarah mengajak manusia berpikir ke masa lalu sebagai bahan acuan ke depan dan memprediksi masa yang akan datang.

b.  Sejarah digunakan sebagai alat bantu untuk menentukan keadaan yang akan datang, karena peristiwa-peristiwa sejarah mempunyai kemiripan meskipun tidak mungkin terulang.

 

5.  C. P. Hill

Kegunaan mempelajari sejarah menurutnya adalah :

a.  Secara unik dapat memuaskan rasa ingin tahu tentang orang lain, tentang kehidupan para tokoh/pahlawan, perbuatan, cita-citanya dan membangkitkan kekaguman tentang kehidupan manusia masa lampau.

b.  Berdasarkan pengajaran sejarah, dapat dibandingkan kehidupan zaman sekarang dengan masa lampau.

c.   Berdasarkan pengajaran sejarah, dapat diwariskan kebudayaan umat manusia.

d.  Berdasarkan pengajaran sejarah di sekolah dapat membantu mengembangkan rasa cinta tanah air dikalangan para siswa.

 

6.  Koentowijoyo

Menurut Koentowijoyo, kegunaan sejarah dapat dilihat secara intrinsik dan ekstrinsik :

a.  Kegunaan Intrinsik

Secara intrinsik, sejarah berguna sebagai ilmu, untuk mengetahui masa lampau, sebagai pernyataan pendapat, dan sebagai profesi. Secara umum, arti penting ilmu sejarah dalam kehidupan masyarakat adalah sebagai kompas penunjuk arah kemajuan suatu masyarakat.

 

b.  Kegunaan Ekstrinsik

Secara ekstrinsik, sejarah berguna sebagai pendidikan moral, penalaran, politik, kebijakan, perubahan, keindahan, ilmu bantu, latar belakang, dan sebagai bukti. Sejarah dapat memberi sumbangan dari berbagai aspek pendidikan di luar kepentingan keilmuan sejarah.

 

7.  Louis Gottschalk

Menurut Louis Gottschalk, kegunaan sejarah ada empat hal, yaitu :

a.  Rekreatif, dengan membaca sejarah atau mempelajari sejarah berarti membawa kita berkelana menembus dimensi ruang dan waktu tanpa kita beranjak dari tempat kita.

b.  Inspiratif, berarti sejarah bermanfaat memberi ilham (inspirasi/ide). Tindakan kepahlawanan dan peristiwa sejarah gemilang di masa lampau dapat mengilhami kita supaya dapat menciptakan, menemukan ide dan konsep guna memecahkan permasalahan masa kini.

c.   Instruktif, bermaksud memberikan pelajaran mengenai keterampilan atau pengetahuan. Dalam hal ini berkenaan dengan fungsi sejarah dalam menunjang bidang–bidang kejuruan atau keterampilan, contohnya pengetahuan tentang perang (baik strategi maupun teknologi).

d.  Edukatif, bermaksud memberi pendidikan kepada manusia itu sendiri. Mempelajari sejarah dapat memberikan kearifan dan kebijaksanaan dalam kehidupan bagi yang mempelajarinya (history make man wise). Contohnya slogan “Jangan Sekali-kali melupakan sejarah”.

 

 

 

No comments:

Post a Comment

Sapta Tirta : Berbagai Kekuatan Kegunaan & Keunikan

  Sejarah Perjuangan Leluhur Bangsa Obyèk wisata spiritual Sapta Tirta (7 macam air sendang) terdapat di desa Pablengan Kecamatan Matésih ...