Memayu Hayuning Pribadi
Bagian 1 (no.1-8)
–
01 –
Ing
samubarang gawe aja sok wani mesthekake, awit akeh lelakon kang akeh banget
sambekalane sing ora bisa dinuga tumibane. Jer kaya unine pepenget, “menawa
manungsa iku pancen wajib ihtiyar, nanging pepesthene dumunung ing astane
Pangeran Kang Maha Wikan”. Mula ora samesthine yen manungsa iku nyumurupi
bab-bab sing durung kelakon. Saupama nyumurupana, prayoga aja diblakakake wong
liya, awit temahane mung bakal murihake bilahi.
Terjemahan
bebas :
Di
segala hal jangan terlalu bisa (sok tau) untuk memastikan, sebab banyak
kejadian yang sangat buaaanyak sekali penyabab faktor kejadiannya yang bisa
menyebabkan hal yang tak terduga efek samping dari hal tersebut. Seperti sebuah
kata kata bijak yang pernah ada,”(bahwa) yang disebut manusia itu memang
kewajibannya untuk selalu berusaha, akan tetapi kepastian adalah (tetap) selalu
di tangan Tuhan yang Maha Tau”. Jadi, tidak semestinya kalau manusia itu
mengetahui perihal perihal yang belum terjadi, kalaupun dapat (kesempatan)
untuk mengetahuinya sebaiknya tidak diberitahukan kepada setiap orang secara
jelas dan gamblang, sebab ketika digunakan untuk keperluan yang tidak baik akan
mencelakakan yang memberi tahukan dan yang diberitahu (yang menggunakan untuk keperluan tidak baik).
–
02 –
Sabar
iku ingaran mustikaning laku, jumbuh karo unine bebasan: “Sabar iku kuncining
swarga”, ateges marganing kamulyan. Sabar, lire momot kuwat nandhang sakehing
coba lan pandadaraning ngaurip, nanging ora ateges gampang pepes kentekan
pengarep-arep. Suwalike malah kebak pengarep-arep lan kuwawa nampani apa bae
kang gumelar ing salumahe jagad iki.
Terjemahan
bebas :
Bertingkah
laku dengan mengedepankan kesabaran itu ibaratkan sebuah hal yang sangat indah
dalam sebuah kehidupan, sama seperti sebuah perkataan yang umum diucapkan :
“(berlaku) sabar itu adalah “jalan utama” untuk mendapatkan “jalan surga”, yang
dimaksud disini adalah ketentraman dan kedamaian (dalam menjalani kehidupan)”.
Sabar, adalah “seperti” kemampuan untuk membawa segala macam percobaan dalam
menjalani kehidupan yang akan bisa untuk mendewasakan diri. (akan tetapi
kesabaran itu) juga bukan berarti tidak mempunyai pengaharapan di kerenakan
“tidak berdaya lagi” untuk berjuang demi sebuah harapan, Lawan katanya (adalah)
malah terlalu besar dalam sebuah harapan dan (berharap) seolah olah mampu untuk
mendapatakan apa saja yang ada di dunia ini (tanpa disertai rasa mawas diri dan
kesabaran).
–
03 –
Kahanan
donya iki ora langgeng, tansah owah gingsir. Yen sira kebeneran katunggonan
bandha lan kasinungan pangkat, aja banjur rumangsa “Sapa sira sapa ingsun”
tansah ngendelake panguwasane tumindak degsura marang sapadha-padha. Elinga yen
bandha iku gampang ilang (sirna). Pangkat sawayah-wayah bisa oncat.
Terjemahan
bebas :
(ketahuilah)
Keadaan di dunia ini tidak ada yang tetap abadi, selalu berubah dan bergerak,
Jikalau dirimu kebetulan “mempunyai” harta kekayaan dan “sedang menjabat”
(jabatan/berpangkat dalam sebuah pekerjaan) jangan terus merubah kebiasaan
dengan tidak menghargai orang lain (menganggap remeh orang lain), selalu
mengedepankan (kemampuan) kekuasaan nya untuk berbuat se-mau gue kepada setiap
orang tanpa mau menghiraukan orang lain, Ingat (kepastian dari Sang Pencipta)
kalau kekayaan itu gampang sekali jalan nya untuk hilang, Jabatan sewaktu waktu
juga bisa tidak kita jabat lagi (sebab jabatan itu adalah titipan).
–
04 –
Saiba
becike samangsa wong kang lagi kasinungan kabegjan lan nampa kabungahan iku
tansah eling gedhe ngucap syukur marang Kang Peparing. Awit elinga yen tumindak
kaya mangkono mau kejaba bisa ngilangi watak jubriya uga mletikake rasa
rumangsa yen wong dilairake ing donya iku sejatine mung dadi lelantaran melu
urun-urun tetulung marang sapadha-padhane titah, mbengkas kasangsaran, munggahe
ngreksa hayuning jagad.
Terjemahan
bebas :
Sebaiknya
selalu dilakukan ketika orang yang lagi mendapatkan “keberuntungan” dan
mendapat “kebahagiaan” itu selalu tetap ingat dan selalu mengucapkan rasa
syukur kepada yang Maha Mamberi. Selalu ingatlah (kepada kesabaran /
“kebijaksanaan”/ “jalan utama menuju surga”) jika selalu melakukan berbuat
seperti itu, selain bisa untuk menghilankan watak sombong juga bisa menerangkan
pada diri kita sebuah rasa perasaan ikut merasakan perasaan bahwa manusia itu
di lahirkan di alam dunia fana ini sebenarnya cuman menjadi “jalan” atau sebab
untuk selalu menolong dan membantu kepada semua hal yang menjadi ciptaan Sang
Semesta. (selalu) memberatas segala kesusahan /kesengsaraan jikalau diteruskan
menjadi besar (akibat dilakukan terus menerus) adalah merawat dan memelihara
kedamaian Dunia.
–
05 –
Aja
sok ngendel-endelake samubarang kaluwihanmu, apamaneh mamerake kasugihan lan
kapinteranmu. Yen anggonmu ngongasake dhiri mau mung winates ing lathi tanpa
bukti, dhonge pakarti kaya mangkono iku ngengon awakmu dadi ora aji. Luwih
prayoga turuten pralampitane tanduran pari. Pari kang mentes mesthi tumelung,
kang ndhongak mracihnani yen kothong tanpa isi.
Terjemahan
bebas :
Janganlah
selalu menonjol nonjolkan segala macam kelebihan anda, apalagi selalu
memamerkan kekayaan dan kepandaian anda, hasilnya perbuatan seperti itu hanya
membuat dirimu menjadi cibiran orang lain dan dianggap ga penting gitu hloo….
lebih baik ikutilah perilaku dari tumbuhan padi (wet paddy bahasa linggis nya…
hehehehehehe), padi yang berisi pasti merunduk (maksudnya munkin adalah
mengedepankan sopan dan santun), padi yang belum merunduk menandakan bahwa padi
tersebut kosong tanpa isi pada bulir padinya (kesombongan sebenarnya adalah
keinginan untuk selalu diakui orang lain tanpa adanya penghargaan kepada orang
lain).
–
06 –
“Rumangsa
sarwa duwe” lan “sarwa duwe rumangsa” iku yen ditulis genah mung diwolak-walik
bae, nanging surasane jebul kaya bumi karo langit. Sing kapisan nuduhake watak
ngedir-edirake, wengis satindak lakune (polahe), yen nggayuh pepinginan ora
maelu laku dudu, samubarang pakarti nistha ditrajang wani. Dene sing kapindho
pakartine tansah kebak welas asih, wicaksana ing saben laku, rumangsa dosa
samangsa gawe kapitunane liyan.
Terjemahan
bebas :
Merasa
selalu mempunyai (segala hal) dan selalu “merasa” memiliki perasaan (terhadap
banyak hal), itu kalau ditulis jelas hanya cuman di bolak balik saja, akan
tetapi sebenarnya artinya berbeda jauh ibaratkan bumi dan langit. (arti) Kata
yang pertama menjelaskan watak yang selalu menonjolkan, (sifat) bengis dalam
segala perbuatannya, jikalau ingin mencapai sebuah keinginan selalu mengunakan
berbagai macam cara, semua perbuatan yang tecela pun dilakukannya untuk
mendapatkan keinginan nya. Sedang yang kedua artinya adalah penuh dengan belas
kasih, (mengutamakan) kebijaksanaan di setiap perilaku, merasa berdosa jikalau
melakukan perbuatan yang membuat orang lain tersakiti/kecewa/sedih/rendah diri.
–
07 –
Nadyan
wesi iku kanyatane pancen atos, ewa semono yen wis ketrajang ing taiyeng ya
bakal entek gripis. Semono uga tumraping wong kang kataman rasa meri, atine
mbaka sethithik uga bakal gripis, awit rumangsa yen awake tansah apes, saengga
kelangan greget lan lumuh makarya. Wusanane pepes atine kentekan pengarep-arep.
Terjemahan
bebas :
Walaupun
besi itu pada kenyataan nya memang keras, akan tetapi jikalau sudah “terkena”
karat ya bakalan menipis habis. Begitu juga yang berlaku pada manusia yang
terkena persaan iri hati, hatinya sedikit demi sedikit bakalan menipis, selalu
merasa bahwa dia selalu tidak mendapatkan keberuntungan, sehingga kehilangan
semangat dan daya juangnya untuk bekerja dan berkarya, hasilnya akhirnya
hatinya menjadi kecil dan kehabisan harapan (dalam membangun impian-nya).
–
08 –
Yen
sira sacara badaniyah lan rohaniyah tetep kepingin bagas kuwarasan, tansah
elinga rong prakara iki :
Terjemahan
bebas :
Jikalau
anda secara badaniah dan rohaniah (ingin) tetap mendapatkan kesehatan dan
kesalamatan, selalu ingatlah dua perkara ini :
–
a –
Tansah
jaganen sakehing samubarang kang nedya sira lebokake ing tutuk, dithinthingi
luwih dhisik apa bakal gawe rusaking raga apa ora.
Terjemahan
bebas :
Selalu
untuk menjaga/mencermati segala hal yang sifatnya informasi yang kita terima
dari orang lain, dicermati dan ditimbang lebih dahulu kebenaran dari informasi
tesebut, sehingga kita tidak salah dalam mempercayai sebuah informasi yang di
berikan kepada kita, sebab kesalahan dalam mendapatkan informasi bisa
menyebabkan kita menjadi (berbuat) salah dan menyimpang.
–
b –
Kulinakna
mikir luwih dhisik samubarang kang arep sira wetokake saka tutuk. Lire pikiren
luwih dhisik klawan mateng apa kang bakal sira wetokake iku ora malah gawe
kuceming awakmu dhewe, nglarani atining liyan apa ora. Dene yen ora ana paedahe
luwih becik aja kok kojah amrih ora nandhang piduwung.
Terjemahan
bebas :
Biasakan
untuk berpikir lebih dulu tentang segala hal yang akan anda ungkapkan. Inti
pointnya adalah pikirkanlah lebih dahulu dengan sebaik baiknya apa yang akan
anda sampaikan, jangan sampai penyampaian anda membuat anda tidak disukai orang
lain dikarenakan penyampaian anda membuat sakit hati orang lain, maka sebaiknya
pertimbangkan lah dahulu segala sesuatunya. Jikalau tidak ada manfaat nya (bagi
kita dan orang lain), lebih baik jangan (diteruskan) sebab bila diteruskan akan
mendapatkan caci maki dari orang lain.