Friday, February 8, 2019

Indonesia Dijajah Belanda Hanya 4 Tahun




Benarkah Indonesia dijajah belanda selama 350 tahun ?



Kalimat Indonesia dijajah belanda selama 350 tahun muncul dari kelompok pergerakan nasional, mereka mengutip dari pernayataan gurbenur jendral BC de jonge tahun 1936 :
" kami orang belanda sudah berada di sini 300 tahun dan kami akan tinggal di sini 300 tahun lagi "
ucapan ini sebenarnya ditujukan untuk menentang kelompok pergerakan, tapi sayangnya malah di gunakan terus-menerus.

Bila di hitung-hitung dari pertama kali kedatangan belanda pun bukan 350 tahun. Orang belanda yang datang pertama kali adalah de houtman bersaudara dan mendarat di Pelabuhan Banten tahun 1552 bila di hitung dari tahun 1552 dan mereka berada di Indonesia selama 350 tahun berarti kita merdeka tahun 1902 bukan 1945.

Sebenarnya ketika de houtman datang ke banten mereka masih melakukan penjajakan wilayah, belum bisa juga di sebut sebagai menjajah kan ? kalau pun kita mau menghitung dari saat VOC menduduki Batavia tahun 1619 tidak sampai 350 tahun juga. Apalagi saat itu Jakarta yang luasnya masih sebagian dari wilayah Jakarta Utara sekarang, tidak sebanding dengan luas wilayah nusantara.


Banyak Kerajaan Merdeka
Ada tumpang tindih pernyataan 350 tahun dijajah Belanda dengan kerajaan besar abad ke 16-17 adalah masa kejayaan sultan Iskandar Muda (1607-1645) yang meluaskan kekuasaan hingga pantai barat Sumatra.

Begitu juga kejayaan Sultan Agung (1613-1645) yang meluaskan kekuasaannya ke seluruh Jawa (kecuali daerah Banten dan Batavia). GS resink mencatat antara tahun 1850-1910 banyak daerah yang masih merdeka seperti kerajaan Sumba, Goa, Aceh, Langkat dan Lingga yang merdeka tahun 1915.

Umumnya kerajaan-kerajaan di Nusantara baru kehilangan kemerdekaan di awal abad 19 dan terjadi secara bertahap akibat perang. misalnya, di sumatera utara ada perang Sisingamaraja (1887-1907), Kiras bangun (1901-1905) dan Rondahaim (1807-1889).


Status Sejajar
Bagaimana dengan VOC (1602-1798) yang selama ini di anggap sebagai cikal bakal dari penjajahan Belanda ?, VOC adalah sebuah persekutuan dagang asal Belanda yang punya hak monopoli di kawasan Asia. VOC baru membuka kantor pusat di Batavia tahun 1619 dan bukan milik pemerintah Belanda. Mereka bisa dibilang perusahaan mulitinasional namun mampu memiliki tentara dan aturan sendiri.

 Yang paling merasakan kekejaman VOC lewat tanam paksa adalah Jawa dan Sumatra, sementara wilayah lain di Nusantara ada yang terkena ada yang tidak. Setelah VOC bubar karena bangkrut, baru di ambil alih oleh pemerintahan belanda 1816. Pada masa itu Hindia-Belanda dan beberapa kerajaan Nusantara statusnya masih sejajar.

Ada peraturan pemerintahan tahun 1854 yang menyatakan gubernur jendral Hindia Belanda punya wewenang mengumumkan perang serta membuat perdamaian dan perjanjian dengan raja-raja di seluruh Nusantara.
 .

Hanya Mitos
Boleh dibilang dijajah 350 tahun itu mitos kalau bicara soal penjajahan di Indonesia tidak bisa di samaratakan karena begitu luas wilayah Nusantara, tiap-tiap daerah atau kerajaan memiliki hubungan yang berbeda dengan pemerintahan Hindia Belanda.

Mungkin dengan wilayah Maluku, Banten dan Jakata (markas VOC) yang paling merasakan penjajahan Belanda itu pun mereka di kuasai selama 343 tahun kalau di hitung dari wilayah Nusantara dan di hitung dari tahun 1910 seperti perhitungan resink bahwa antara tahun 1850-1910 banyak daerah yang masih merdeka, maka belanda menjajah sekitar 35 tahun. Jangan lupa tahun 1942 kehadiran Belanda sudah digantikan oleh penjajah Jepang, jadi Belanda tidak sepenuhnya menguasai Nusantara selama 35 tahun.

Angka 350 tahun itu memang sudah melekat dari kita dari dulu, semua orang tau bahwa Belanda menjajah Indonesia selama 350 Tahun !, tapi apa benar itu kenyataannya ?,
saya membaca perdebatan antara Soe Hok Gie dengan salah seorang dosen sejarahnya. Soe sangat tidak terima Indonesia dijajah oleh Belanda selama 350 tahun.

Mengutip pendapat Profesor G.J. Resink (akademisi UI yang berkebangsaan Belanda), aktivis dan mahasiswa sejarah itu menyebut angka tersebut hanya “dramatisasi politik” Soekarno untuk membakar rakyat Indonesia punya jiwa.
“Dalam kenyataannya, Belanda tak pernah bisa menguasai 100% wilayah Nusantara sampai akhir kekuasaannya” kata Soe sambil menyebut beberapa pemberontakan rakyat Aceh yang masih berlangsung hingga 1942.

Fakta sebenarnya adalah penjajahan Belanda atas Indonesia hanya 4 tahun (1945-1949). Apa sebab ? “Sebelum 1945, secara de facto dan de jure, Republik Indonesia belum ada, dengan kata lain Negara Indonesia belum lahir”.

Nama Indonesia sendiri baru disebut-sebut di kalangan ilmuwan ketika pada 1850, seorang etnolog berkebangsaan Inggris bernama James Richardson Logan menulis Ethnology of the India Archipelago (dimuat dalam The Journal of Indian Archipelago and East Asian Edisi IV. Dalam waktu yang hampir bersamaan, Adolf Bastian, seorang etnolog Jerman (1826-1905) lantas menulis sebuah buku berjudul Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel (Indonesia atau Pulau-pulau di Kepulauan Melayu).

Sebelum 1945, wilayah Indonesia memang dikenal sebagai Hindia Belanda, Artinya India punya Belanda. Itu untuk membedakan dengan Hindia Barat atau India yang punya Inggris. Dua nama itu murni hasil kesepakatan antara bangsa penjajah semata.

Jauh sebelum ada nama Hindia Belanda, kawasan kita lebih dikenal sebagai Nusantara (artinya diantara pulau-pulau). Isinya terdiri dari berbagai bangsa dan kerajaan seperti Sunda, Bali, Gowa, Pajajaran, Melayu, Andalas, Pagaruyung, Mataram, Banten dan lain sebagainya.

Kembali ke soal angka 350. Rupanya, angka tersebut awalnya keluar dari mulut salah seorang Gubernur Hindia Gubernur Jenderal De Jonge Belanda namanya Bonifacius Cornelis de Jonge (1931-1936). Ceritanya, pada sekitar pertengahan tahun 1930-an, ia memberikan keterangan ke pers bahwa sebuah Hindia Belanda yang merdeka masih jauh dari kenyataan: “Kami sudah ada di sini sejak hampir 350 tahun yang lalu, dan kami akan tetap di sini sampai 300 tahun kemudian,” ujarnya.

Benarkah apa yang dikatakan De Jonge ?, Kalaupun itu dihitung sejak kedatangan pertama kali armada Belanda pimpinan Cornelis de Houtman pada 22 Juli 1596 atau Jacob van Neck, van Heemskerck, dan van Warwijck pada 1 Mei 1598, mungkin ia tidak salah. Tapi bukankah saat pertama kali mereka datang ke Pelabuhan Banten tujuannya hanya berbisnis semata, bukan melakukan penjajahan? Alih-alih menjajah, mereka bahkan terikat kesepakatan dengan Kerajaan Banten dan justru mempersembahkan upeti kepada Sultan Banten.

Harus diingat pula, setelah berdirinya Maskapai Perdagangan Hindia Timur (VOC) pada 1602 tak serta merta urusan “penguasaan” ekonomi dan politik Belanda atas kawasan Nusantara berlangsung mulus. Berbagai perlawanan terjadi ketika Belanda berniat menganeksasi wilayah kerajaan-kerajaan yang ada saat itu.

Muncullah berbagai perang yang terjadi di berbagai di kawasan Nusantara. Di Jawa Barat muncul seorang Haji Prawatasari yang memimpin secara sporadis perlawanan terhadap VOC (1703-1707), di Sumatera Barat meletus Perang Padri (1821-1837), di Jawa Tengah dan Yogyakarta terjadi Perang Diponegoro (1825-1830), Perang Aceh I (1873-1907), Perang di Jambi (1833-1907), Perang di Lampung (1834-1856), Perang di Lombok (1843-1894), Perang Puputan di Bali (1846-1908), Perang di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (1852-1908), Perlawanan di Sumatra Utara (1872-1904), Perang di Tanah Batak (1878-1907), dan Perang Aceh II (1912-1942).

Praktis hingga 1942, Belanda tidak bisa sepenuhnya menguasai wilayah Nusantara. Di beberapa kawasan seperti Banten, Aceh dan sebagian wilayah Sumatera lainnya, bahkan secara de facto Belanda hanya menguasai kawasan kota semata. Sedangkan kawasan pelosok dan pedalaman, tetap dikendalikan oleh para pejuang lokal.

Pendapat tersebut diperkuat oleh sejarawan dari Universitas Padjajaran, Nina Lubis, Menurut Nina, hingga akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, beberapa kerajaan di Bali, dan beberapa kerajaan di Nusa Tenggara Timur, masih mengadakan perjanjian sebagai negara bebas (secara hukum internasional) dengan Belanda.

Jadi masihkan kita menyebut dengan “takjub” di mimbar-mimbar dan kelas-kelas bahwa kita telah dijajah Belanda selama 350 tahun ?, pikirkan itu...!


No comments:

Post a Comment

Sapta Tirta : Berbagai Kekuatan Kegunaan & Keunikan

  Sejarah Perjuangan Leluhur Bangsa Obyèk wisata spiritual Sapta Tirta (7 macam air sendang) terdapat di desa Pablengan Kecamatan Matésih ...