Friday, May 28, 2021

Prinsip Dasar Penelitian Sejarah Lisan

 

Sejarah lisan merupakan sumber-sumber yang berdasarkan pada sumber lisan atau disebut dengan oral history. Sejarah lisan sebenarnya telah berkembang sejak lama, Herodotus sejarawaran Yunani pertama, telah mengembara ke tempat-tempat yang jauh untuk mengumpulkan bahan-bahan sejarah lisan.

 

Sekitar 2400 tahun lalu, Thucydides telah menggunakan kisah kesaksian langsung para prajurit yang ikut dalam Perang Peloponesus antara Sparta dan Athena untuk menyusun sejarah lisan.

Sejarah lisan mempunyai kelebihan sebagai berikut :

1.  Pengumpulan data dalam sejarah lisan dilakukan dengan komunikasi dua arah, sehingga memungkinkan sejarawan dapat menanyakan langsung bagian yang kurang jelas kepada narasumber.

2.  Penulisan sejarah menjadi lebih demokratis, karena memungkinkan sejarawan untuk menggali  informasi dari semua golongan masyarakat.

3.  Melengkapi kekurangan data atau informasi yang belum termuat dalam dokumen. Penelitian sejarah lisan yang dipadukan dengan sumber tertulis dianggap dapat melengkapi kekurangan sumber-sumber sejarah selama ini.

 

Di samping memiliki kelebihan, sejarah lisan juga mempunyai beberapa kekurangan atau kelemahan sebagai berikut :

1.  Terbatasnya daya ingat seorang pelaku atau saksi sejarah terhadap suatu peristiwa.

2.  Subjektivitas dalam penulisan sejarah sangat tinggi. Dalam hal ini perasaan keakuan dari  seorang saksi dari seorang pelaku sejarah yang cenderung memperbesar peranannya dan menutupi kekurangannya sering muncul dalam proses wawancara. Selain itu, subjektivitas juga terjadi karena sudut pandang dari masing-masing pelaku dan saksi sejarah terhadap suatu peristiwa sering kali berbeda.

 

Perkembangan teknologi sangat menunjang perkembangan sejarah lisan misalnya penemuan alat perekam (Fonograf) tahun 1877. Alat perekam menjadi semakin baik setelah pada tahun 1960 ditemukan alat tape recorder, sehingga membuat semakin mudah untuk menyimpan data atau sumber lisan.

 

1.  Hal-Hal yang Diperhatikan dalam Penelitian Sejarah Lisan

a.  Sumber dari Pelaku Sejarah

Pada pelaku merupakan unsur utama atau berperan dalam suatu peristiwa karena mereka mengetahui dengan pasti apa yang terjadi.

 

b.  Sumber dari Saksi Sejarah

Saksi adalah seseorang yang pernah melihat atau menyaksikan terjadinya suatu peristiwa, tetapi bukan sebagai pelaksana atau ikut serta ambil bagian dalam peristiwa itu.

 

c.  Tempat Peristiwa Sejarah

Dalam penelitian sejarah, tempat terjadinya suatu peristiwa merupakan hal yang sangat penting. Jika suatu peristiwa sejarah terjadi pada beberapa dekade terdahulu, barangkali dapat diketahui dengan jelas.

 

d.  Latar Belakang Munculnya Peristiwa Sejarah

Merupakan unsur yang terpenting dibanding unsur lainnya. Terjadinya peristiwa sejarah bukan hal yang muncul secara tiba-tiba, namun telah mengalami suatu proses hingga muncul peristiwa yang dimaksud.

 

2.  Persiapan Kerja dalam Penelitian Sejarah Lisan

a.  Perencanaan Wawancara

1)  Menetapkan orang yang akan diwawancarai

Peneliti harus mengetahui dahulu latar belakang/kemampuan narasumber tentang yang diteliti. Peneliti/pewawancara juga harus menguasai materi yang ditanyakan, sebelum melakukan wawancara.

 

2)  Membuat janji wawancara

Setiap orang tentu punya urusan atau kesibukan masing-masing, sehingga narasumber harus dihubungi dahulu untuk membuat perjanjian agar dapat meluangkan waktu untuk wawancara.

 

3)  Menetapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan

Pada saat membuat janji, dapat disampaikan langsung beberapa pertanyaan kepada kepada narasumber. Harapannya adalah agar narasumber dapat mempersiapkan diri atau mengingat-ingat kembali, sehingga akan dapat memberi info yang lengkap.

Hindari pertanyaan yang jawabannya “ya” atau “tidak”, hal itu akan membuat peneliti tidak akan mendapat informasi yang banyak.

 

4)  Menyiapkan alat perekam

Sewajarnya sebuah kegiatan wawancara diabadikan dengan rekaman. Peneliti dapat menggunakan tape recorder atau alat perekam lain, dan harus dipastikan dahulu bahwa alat perekam yang dibawa dapat berfungsi dengan baik.

 

b.  Pelaksanaan Wawancara

Dalam melakukan wawancara sebaiknya pewawancara mampu menciptakan situasi yang kondusif. Dalam rekaman, sebaiknya suara yang banyak terekam adalah suara informan, bukan pewawancara.

 

c.  Orang yang Diwawancarai

Orang yang diwawancarai harusnya orang yang langsung menyaksikan peristiwa yang diteliti. Hal itu dilakukan agar informasi yang diberikan lebih akurat. Banyaknya orang yang diwawancarai tergantung kebutuhan informasi dan tema/jenis penelitian.

 

d.  Materi Wawancara

Agar materi wawancara yang dicari sesuai harapan hendaknya ditentukan tema, karena tema menjadi pegangan utama dalam menetapkan materi yang akan ditanyakan. Materi harus sesuai dengan informan, artinya informan yang dicari adalah orang yang mengetahui materi yang akan ditanyakan.

 

3.  Teknik Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sangat penting dalam penelitian survey selain teknik observasi. Teknik wawancara terbagi menjadi tiga macam yaitu :

a.  Poll Type Interview

Wawancara dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan dengan jawaban yang telah ditentukan, sedangkan narasumber tinggal memilih jawaban yang disediakan.

 

b.  Open Type Interview

Wawancara dilakukan dengan cara pertanyaan ditentukan terlebih dahulu, sedangkan narasumber dapat menjawab bebas.

 

c.  Nonstructured Interview

Wawancara dilakukan dengan cara pertanyaan ataupun jawaban tidak ditentukan sebelumnya.

 

 

Sapta Tirta : Berbagai Kekuatan Kegunaan & Keunikan

  Sejarah Perjuangan Leluhur Bangsa Obyèk wisata spiritual Sapta Tirta (7 macam air sendang) terdapat di desa Pablengan Kecamatan Matésih ...